Apakah Install Linux Harus Connect Internet?
Apakah install Linux harus connect ke internet? Ini adalah pertanyaan yang sering banget ditanyakan oleh para pengguna baru. Baik di forum atau group Facebook. Jawabannya, bisa “iya” bisa juga “tidak.”
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca pengalaman saya install dan pakai Linux selama bertahun-tahun di bawah ini. Tapi sekalipun butuh internet. Rasa-rasanya, internet sekarang udah makin murah dan kenceng.
Apalagi kalau pakai Smartfren Unlimited yang makin Unlimited, karena nawarin koneksi kenceng 24 jam dengan harga mulai Rp20.000 aja. Jadi, buat kamu yang pengen install Linux sambil connect internet. Nggak perlu lagi takut boros.
Saya mengenal dan menginstal Linux untuk pertama kali ketika kuliah di STMIK AMIKOM Jogja. Kira-kira sekitar tahun 2006/2007. Waktu itu, yang saya install adalah Fedora dan PCLinuxOS.
Tapi hanya sebatas ingin tahu dan nggak berniat belajar Linux lebih jauh. Apalagi, sebagian besar software dan game yang saya mainkan berbasis Windows.
Ketika dulu menginstal Fedora dan PCLinuxOS, modem internet masih jadi barang langka. Saya sendiri baru punya modem pada akhir tahun 2008.
Otomatis, Linux yang saya install waktu itu masih mengandalkan kepingan CD/DVD. Karena masih menggunakan PC dan tidak ada koneksi internet di kos. Maka Linux yang saya install tidak pernah lebih dari sebuah sistem operasi dengan beberapa software bawaan yang nyaris tidak pernah saya sentuh.
Skip ke tahun 2014. Dimana saya benar-benar bermigrasi dari Windows ke Linux dan meninggalkan semua software, MP3, ataupun film-film bajakan.
Pada saat itu, install Linux terasa jauh lebih mudah daripada pengalaman saya beberapa tahun yang lalu. Terutama, karena saya menginstal Ubuntu dan mencoba beberapa distro turunannya seperti Linuxmint dan ElementaryOS.
Selain proses instalasi yang mudah, saya juga menyadari bahwa, waktu yang dibutuhkan untuk instal Linux jauh lebih cepat dibandingkan dengan Windows.
Segera setelah mencoba beberapa distro Linux, saya menyadari bahwa, internet adalah kebutuhan yang tak terelakkan jika kita menggunakan Linux.
Bagaimana dengan Linux saat ini--di tahun 2021? Apakah membutuhkan internet?
Saat ini, kebanyakan Distro Linux seperti Ubuntu, Fedora, Debian, MX Linux, Linux Mint, dan distro-distro lainnya. Di-bundle dengan beberapa software basic seperti, File Manager, Libreoffice, kalkulator, media player, music player, browser Firefox, hingga image viewer.
Karena itu, tidak mengherankan apabila ukuran filenya semakin membengkak. Sejauh yang saya tahu, kebanyakan file *.ISO distro Linux besarnya tidak kurang dari 1 GB.
Tidak jarang, ukuran filenya justru mendekati 2 GB atau bahkan lebih. Seperti Ubuntu 20.04 misalnya. Ukuran file distro ini mencapai 2,7 GB. Contoh lainnya adalah OpenSUSE Leap 15.2 yang filenya mencapai 4 GB.
Selain ukuran file ISO yang besar, setelah menginstal Linux, kita juga seringkali diharuskan untuk update dan upgrade software dengan berat yang bervariasi. Biasanya, antara 200MB hingga 400MB. Kadang-kadang lebih, tergantung dari Distro Linux yang kita pilih dan versi file ISO yang kita download.
Belum lagi jika kita akan menginstal berbagai software yang tidak dibundel. Seperti GIMP, Inkscape, WPS Office, dan berbagai kebutuhan software lainnya. Kita pasti membutuhkan koneksi internet yang tidak hanya ngebut tapi juga menyediakan data yang cukup besar.
Dari uraian saya di atas, bisa disimpulkan bahwa, menginstal Linux jelas membutuhkan koneksi internet. Entah itu, untuk download file ISO, update dan upgrade software, atau download berbagai software/aplikasi yang kita butuhkan untuk menunjang pekerjaan.
Selain membutuhkan koneksi internet yang cepat, kita juga membutuhkan data yang lumayan besar. Dari pengalaman menggunakan Linux selama bertahun-tahun. Setiap kali install Linux baru, setidaknya saya menghabiskan data internet tidak kurang dari 2GB - 3GB.
Bahkan tidak jarang, saya menghabiskan bandwidth hingga 5 GB untuk satu kali install (ISO file included).
Karena itu, opsi terbaik jika ingin instal Linux adalah pergi ke tempat-tempat yang menyediakan jaringan wi-fi. Tapi masalahnya, tidak semua kita memakai laptop untuk instal Linux. Bagi yang pakai PC, punya internet sendiri di rumah adalah kebutuhan mutlak.
Untuk internet nirkabel murah dan yang koneksinya cepat, saya pribadi lebih merekomendasikan provider seperti Smartfren. Karena memang, tarif internetnya terkenal sangat murah kalau dibandingin sama provider lain.
Buat kamu yang ingin install Linux dan selalu up to date dengan software terbaru. Saya sarankan pakai Smartfren Unlimited. Pasalnya, saya juga kebetulan sekarang pakai kartu ini dan sudah merasakan sendiri bagaimana kecepatannya.
Apalagi, harga internet unlimited-nya juga murah banget. Mulai dari Rp20.000 (7 hari) sampai Rp80.000 untuk pemakaian 30 hari. Ajib banget kan!?
Oh ya, bagi kalian yang belum tahu. Unlimited Smartfren bisa pakai 24 jam. Jadi, nggak cuma tengah malam sampai pagi.
Awalnya, saya pikir Unlimited dari Smartfren ini bakal sama seperti yang ditawarkan oleh beberapa provider lain yang suka memberi Unlimited tapi cuma saat tengah malam sampai pagi.
Dan, nggak cuma aktif 24 jam, Unlimited Smartfren juga menawarkan full-speed 24 jam. Jadi, kita nggak perlu lagi begadang kalau mau dapat data unlimited + internet ngebut.
Saya juga mencoba kartu ini untuk menjalankan berbagai aplikasi. Mulai dari YouTube, WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Selain itu, saya pakai juga buat main game, download aplikasi dari Playstore, serta streaming film.
Dari research kecil-kecilan itu, saya jadi tahu kalau Smartfren Unlimited ini ternyata bisa digunakan untuk semua aplikasi di hp Android (yang saya pakai).
Kalau kalian pengen tahu lebih banyak informasi tentang Unlimited dari Smartfren, kunjungi aja sosial media mereka di @smartfrenworld.
Pada awalnya, saya agak pesimis pakai kartu Smartfren Unlimited. Karena kontrakan saya ada di pinggir kota Jombang. Bisa dibilang daerah persawahan. Jadi, nggak heran kalau beberapa provider agak kesulitan memberikan koneksi yang stabil.
Tapi pas nyobain Smartfren, ternyata nggak hanya sinyalnya yang kuat, tapi koneksinya juga relatif sangat stabil.
Dan hari ini. Ketika artikel ini saya tulis. Saya kebetulan ada di Surabaya. Karena besok, saya akan terbang ke Kalimantan buat pulang kampung.
Sepanjang perjalanan naik kereta dari Jombang ke Surabaya, koneksi internet Smartfren yang saya dapatkan tetap stabil. Sampai di Surabaya, koneksinya bahkan makin kenceng.
Tapi yang bikin saya penasaran adalah, apakah Smartfren Unlimited ini bisa tetap perform nanti di Kalimantan?
Besok saya akan coba pakai Smartfren Unlimited di daerah Kalimantan yang biasanya memang sering susah sinyal, dan koneksi internet kerap terasa agak lambat.
Cerita pengalaman saya pakai Smartfren Unlimited di Kalimantan Insyaallah akan saya publish besok. Stay tune guys...
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca pengalaman saya install dan pakai Linux selama bertahun-tahun di bawah ini. Tapi sekalipun butuh internet. Rasa-rasanya, internet sekarang udah makin murah dan kenceng.
Apalagi kalau pakai Smartfren Unlimited yang makin Unlimited, karena nawarin koneksi kenceng 24 jam dengan harga mulai Rp20.000 aja. Jadi, buat kamu yang pengen install Linux sambil connect internet. Nggak perlu lagi takut boros.
Apakah Install Linux Harus Connect Internet?
Saya mengenal dan menginstal Linux untuk pertama kali ketika kuliah di STMIK AMIKOM Jogja. Kira-kira sekitar tahun 2006/2007. Waktu itu, yang saya install adalah Fedora dan PCLinuxOS.
Tapi hanya sebatas ingin tahu dan nggak berniat belajar Linux lebih jauh. Apalagi, sebagian besar software dan game yang saya mainkan berbasis Windows.
Ketika dulu menginstal Fedora dan PCLinuxOS, modem internet masih jadi barang langka. Saya sendiri baru punya modem pada akhir tahun 2008.
Otomatis, Linux yang saya install waktu itu masih mengandalkan kepingan CD/DVD. Karena masih menggunakan PC dan tidak ada koneksi internet di kos. Maka Linux yang saya install tidak pernah lebih dari sebuah sistem operasi dengan beberapa software bawaan yang nyaris tidak pernah saya sentuh.
Skip ke tahun 2014. Dimana saya benar-benar bermigrasi dari Windows ke Linux dan meninggalkan semua software, MP3, ataupun film-film bajakan.
Pada saat itu, install Linux terasa jauh lebih mudah daripada pengalaman saya beberapa tahun yang lalu. Terutama, karena saya menginstal Ubuntu dan mencoba beberapa distro turunannya seperti Linuxmint dan ElementaryOS.
Selain proses instalasi yang mudah, saya juga menyadari bahwa, waktu yang dibutuhkan untuk instal Linux jauh lebih cepat dibandingkan dengan Windows.
Segera setelah mencoba beberapa distro Linux, saya menyadari bahwa, internet adalah kebutuhan yang tak terelakkan jika kita menggunakan Linux.
Bagaimana dengan Linux saat ini--di tahun 2021? Apakah membutuhkan internet?
Pada dasarnya, berbagai macam Distro Linux bisa kita download dan instal secara offline. Hanya saja, ada banyak fitur dan update terbaru yang akan kita lewatkan jika tidak terhubung ke internet.
Selain itu, tidak seperti kebanyakan software Windows yang tersedia dalam bentuk pack berekstensi *.exe, banyak software Linux yang tidak selalu tersedia dalam bentuk *.deb, *.rpm, atau Appimage yang bisa dengan mudah diinstal secara offline--layaknya software Windows.
Selain itu, tidak seperti kebanyakan software Windows yang tersedia dalam bentuk pack berekstensi *.exe, banyak software Linux yang tidak selalu tersedia dalam bentuk *.deb, *.rpm, atau Appimage yang bisa dengan mudah diinstal secara offline--layaknya software Windows.
Download dan Install ISO Linux
Saat ini, kebanyakan Distro Linux seperti Ubuntu, Fedora, Debian, MX Linux, Linux Mint, dan distro-distro lainnya. Di-bundle dengan beberapa software basic seperti, File Manager, Libreoffice, kalkulator, media player, music player, browser Firefox, hingga image viewer.
Karena itu, tidak mengherankan apabila ukuran filenya semakin membengkak. Sejauh yang saya tahu, kebanyakan file *.ISO distro Linux besarnya tidak kurang dari 1 GB.
Tidak jarang, ukuran filenya justru mendekati 2 GB atau bahkan lebih. Seperti Ubuntu 20.04 misalnya. Ukuran file distro ini mencapai 2,7 GB. Contoh lainnya adalah OpenSUSE Leap 15.2 yang filenya mencapai 4 GB.
Selain ukuran file ISO yang besar, setelah menginstal Linux, kita juga seringkali diharuskan untuk update dan upgrade software dengan berat yang bervariasi. Biasanya, antara 200MB hingga 400MB. Kadang-kadang lebih, tergantung dari Distro Linux yang kita pilih dan versi file ISO yang kita download.
Upgrade Software dan Kernel Linux Membutuhkan Internet |
Belum lagi jika kita akan menginstal berbagai software yang tidak dibundel. Seperti GIMP, Inkscape, WPS Office, dan berbagai kebutuhan software lainnya. Kita pasti membutuhkan koneksi internet yang tidak hanya ngebut tapi juga menyediakan data yang cukup besar.
Internet Unlimited Murah dan Cepat untuk Install Linux
Dari uraian saya di atas, bisa disimpulkan bahwa, menginstal Linux jelas membutuhkan koneksi internet. Entah itu, untuk download file ISO, update dan upgrade software, atau download berbagai software/aplikasi yang kita butuhkan untuk menunjang pekerjaan.
Selain membutuhkan koneksi internet yang cepat, kita juga membutuhkan data yang lumayan besar. Dari pengalaman menggunakan Linux selama bertahun-tahun. Setiap kali install Linux baru, setidaknya saya menghabiskan data internet tidak kurang dari 2GB - 3GB.
Bahkan tidak jarang, saya menghabiskan bandwidth hingga 5 GB untuk satu kali install (ISO file included).
Karena itu, opsi terbaik jika ingin instal Linux adalah pergi ke tempat-tempat yang menyediakan jaringan wi-fi. Tapi masalahnya, tidak semua kita memakai laptop untuk instal Linux. Bagi yang pakai PC, punya internet sendiri di rumah adalah kebutuhan mutlak.
Untuk internet nirkabel murah dan yang koneksinya cepat, saya pribadi lebih merekomendasikan provider seperti Smartfren. Karena memang, tarif internetnya terkenal sangat murah kalau dibandingin sama provider lain.
Buat kamu yang ingin install Linux dan selalu up to date dengan software terbaru. Saya sarankan pakai Smartfren Unlimited. Pasalnya, saya juga kebetulan sekarang pakai kartu ini dan sudah merasakan sendiri bagaimana kecepatannya.
Apalagi, harga internet unlimited-nya juga murah banget. Mulai dari Rp20.000 (7 hari) sampai Rp80.000 untuk pemakaian 30 hari. Ajib banget kan!?
Oh ya, bagi kalian yang belum tahu. Unlimited Smartfren bisa pakai 24 jam. Jadi, nggak cuma tengah malam sampai pagi.
Awalnya, saya pikir Unlimited dari Smartfren ini bakal sama seperti yang ditawarkan oleh beberapa provider lain yang suka memberi Unlimited tapi cuma saat tengah malam sampai pagi.
Dan, nggak cuma aktif 24 jam, Unlimited Smartfren juga menawarkan full-speed 24 jam. Jadi, kita nggak perlu lagi begadang kalau mau dapat data unlimited + internet ngebut.
Saya juga mencoba kartu ini untuk menjalankan berbagai aplikasi. Mulai dari YouTube, WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Selain itu, saya pakai juga buat main game, download aplikasi dari Playstore, serta streaming film.
Dari research kecil-kecilan itu, saya jadi tahu kalau Smartfren Unlimited ini ternyata bisa digunakan untuk semua aplikasi di hp Android (yang saya pakai).
Kalau kalian pengen tahu lebih banyak informasi tentang Unlimited dari Smartfren, kunjungi aja sosial media mereka di @smartfrenworld.
Pada awalnya, saya agak pesimis pakai kartu Smartfren Unlimited. Karena kontrakan saya ada di pinggir kota Jombang. Bisa dibilang daerah persawahan. Jadi, nggak heran kalau beberapa provider agak kesulitan memberikan koneksi yang stabil.
Tapi pas nyobain Smartfren, ternyata nggak hanya sinyalnya yang kuat, tapi koneksinya juga relatif sangat stabil.
Tes Kecepatan Internet Smartfren Unlimited di Persawahan - Jombang |
Dan hari ini. Ketika artikel ini saya tulis. Saya kebetulan ada di Surabaya. Karena besok, saya akan terbang ke Kalimantan buat pulang kampung.
Sepanjang perjalanan naik kereta dari Jombang ke Surabaya, koneksi internet Smartfren yang saya dapatkan tetap stabil. Sampai di Surabaya, koneksinya bahkan makin kenceng.
Tes Kecepatan Internet Smartfren Unlimited di Surabaya |
Tapi yang bikin saya penasaran adalah, apakah Smartfren Unlimited ini bisa tetap perform nanti di Kalimantan?
Besok saya akan coba pakai Smartfren Unlimited di daerah Kalimantan yang biasanya memang sering susah sinyal, dan koneksi internet kerap terasa agak lambat.
Cerita pengalaman saya pakai Smartfren Unlimited di Kalimantan Insyaallah akan saya publish besok. Stay tune guys...
Posting Komentar untuk "Apakah Install Linux Harus Connect Internet?"