Pengalaman Mondok Menuntun dr. Mohammad Afifi Romadhoni untuk Menggagas “Gerakan Pesantren Sehat”
Ketika dulu mondok di pesantren, salah satu yang saya kenang hingga saat ini adalah penyakit gudik atau gudikan. Dalam istilah medis disebut sebagai penyakit scabies. Ini adalah sejenis penyakit kulit atau infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau kecil yang disebut sarcoptes scabies.
Penyakit ini gampang banget menular. Jadi, kalau ada satu santri yang kena gudik, tidak butuh waktu lama sampai santri-santri lain tertular.
Penularan yang cepat pada santri biasanya disebabkan karena mereka tinggal satu kamar atau karena melakukan kontak langsung ataupun tidak langsung dengan penderita. Beberapa kebiasaan kecil di antara anak santri seperti, suka tukar-tukaran baju atau sarung hingga saling pinjam sabun juga bisa menyebabkan penyakit gudik semakin cepat menular.
Bagi anak pondok, penyakit kulit ini seperti penyakit wajib buat mereka. Bahkan, ada yang bilang “belum mondok kalau belum kena gudik.” Anggapan tersebut tentu saja salah besar mengingat, penyebab gudikan adalah lingkungan yang kotor atau kebersihan diri yang kurang terjaga.
Jadi, salah satu penyebab anak pondok sering kena penyakit gudik adalah karena mereka kurang bisa menjaga kebersihan. Mengingat, anak-anak umumnya belum tahu bagaimana caranya menjaga kebersihan lingkungan dan diri mereka.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan ini biasanya disebabkan karena anak-anak tidak dilatih untuk menjaga kebersihan diri maupun lingkungan mereka sejak dari rumah. Sehingga, ketika mereka tinggal di pesantren, mereka cenderung abai terhadap kebersihan kamar seperti kasur dan bantal, pakaian, hingga peralatan mandi seperti handuk.
Mohammad Afifi Romadhoni Prakarsai “Gerakan Pesantren Sehat”
dr. Afifi, Image source from goodnewsfromindnesia.id |
Kondisi kesehatan santri di pondok pesantren yang masih sering mengalami berbagai penyakit akibat kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan ini memotivasi dr. Afifi, sapaan dr. Mohammad Afifi Romadhoni untuk memberikan sumbangsih sesuai dengan bidang keahliannya.
Ia juga memiliki pengalaman di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Indralaya, Sumatera Selatan, sehingga memahami betul kehidupan para santri dan tantangan dalam menjaga kebersihan di lingkungan pesantren.
Pengalaman tersebut menjadi alasan kuat bagi dr. Afifi untuk mendirikan Gerakan Pesantren Sehat (GPS) Foundation. Berbekal pengetahuannya sebagai dokter dan pemahamannya terhadap kebutuhan pesantren, dr. Afifi merancang berbagai program edukasi kesehatan yang sesuai dengan kehidupan santri.
GPS Foundation kini rutin mengadakan penyuluhan di berbagai pondok pesantren untuk membekali santri dengan keterampilan dan pengetahuan dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
Melalui program ini, ia berharap para santri tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebersihan saat tinggal di pondok pesantren.
Melalui GPS, dr. Afifi menginisiasi berbagai program seperti:
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ini merupakan program kelas edukasi yang ia rancang untuk memberikan pemahaman dasar mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Melalui program ini, dr. Afifi berharap para santri akan lebih menyadari pentingnya menerapkan perilaku sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan maupun kebersihan diri
- Khitan massal. Hampir setiap tahun GPS Foundation menyelenggarakan khitan massal dengan menggandeng tim medis dari fakultas kedokteran Universitas Jambi guna membantu para santri yang membutuhkan layanan khitan gratis
- Duta Santri Sehat. Ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan untuk memilih dan melatih santri yang mampu menjadi representasi atau role model dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan di pondok pesantren
- Book4Santri, adalah program donasikan buku layak baca yang nantinya akan disalurkan ke berbagai pondok pesantren untuk menambah literasi maupun wawasan santri dalam berbagai bidang
Relawan GPS Foundation
GPS Foundation yang didirikan pada tahun 2017 hingga saat ini masih aktif memberikan berbagai penyuluhan kesehatan di berbagai pondok pesantren, khususnya di pondok-pondok pesantren yang ada di Jambi.
Akan tetapi, karena jumlah pondok pesantren yang sangat banyak, tentu saja dr. Afifi tidak bisa memberikan penyuluhan kesehatan sendirian. Sehingga, ia mencoba meminta bantuan kepada rekan-rekan sejawatnya dan para mahasiswa kedokteran yang sedang magang untuk memberikan penyuluhan di berbagai pondok pesantren.
Karena rekan-rekan yang diajak adalah rekan-rekan yang kadang-kadang masih berstatus sebagai mahasiswa kedokteran. Maka tak heran apabila jumlah relawan seringkali berkurang saat relawan-relawan tersebut sudah lulus dari sekolah kedokteran.
Meski demikian, dr. Afifi tetap membuka kesempatan bagi dokter manapun yang ingin bergabung menjadi relawan GPS Foundation.
Terpilih Sebagai Finalis SATU Indonesia Awards 2019
Berkat dedikasi dan upayanya untuk mengubah kesehatan santri di pondok pesantren, dr. Afifi berhasil terpilih menjadi salah satu tokoh inspiratif dalam SATU Indonesia Awards pada tahun 2019 di bidang kesehatan. Ini membuktikan bahwa kepedulian kecil seperti yang dilakukan oleh dr. Afifi bisa berdampak besar bagi kesehatan masyarakat, khususnya bagi para santri yang sedang menimba ilmu di pondok pesantren.
Posting Komentar untuk "Pengalaman Mondok Menuntun dr. Mohammad Afifi Romadhoni untuk Menggagas “Gerakan Pesantren Sehat”"