Zulrifan Noor Dirikan Koperasi “Dermawan Indo” untuk Bantu UMKM Bebas dari Jeratan Rentenir
Tabalong adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan yang berlokasi sekitar 232 km dari Banjarmasin yang menjadi ibukota Kalimantan Selatan.
Meski Tabalong dikenal sebagai salah satu penghasil batubara terbesar di Kalimantan Selatan selain Kabupaten Kotabaru dan Hulu Sungai Utara namun, banyak masyarakatnya yang justru berprofesi sebagai petani, terutama petani karet. Sebagian lainnya menjalankan usaha ultramikro serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pada saat pandemi melanda, perekonomian di Tabalong sangat terdampak. Selain menyebabkan harga karet anjlok sehingga petani karet sulit mendapatkan keuntungan, banyak UMKM yang gulung tikar akibat pemasukan yang merosot drastis.
Sumber gambar dari IG Zulrifan Noor @rifanawalsyaiful |
Tapi sayangnya, banyak masyarakat yang justru meminjam uang kepada rentenir karena merasa proses peminjamannya mudah. Akan tetapi, karena penghasilan yang minim dan situasi pasar yang beum stabail, akhirnya banyak ibu-ibu pelaku usaha yang terjerat hutang di rentenir.
Untungnya, di tengah-tengah situasi yang serba sulit tersebut, muncullah seorang “pahlawan” bagi ibu-ibu dan para pelaku usaha yang terjerat hutang rentenir.
Pahlawan tersebut bernama Zulrifan Noor. Hati Zulrifan Noor pertama kali terketuk untuk membantu masyarakat yang terlilit hutang rentenir ketika ia berkunjung ke rumah salah seorang seorang santri yang biasa mengaji di rumahnya.
Karena sudah lama tak terlihat ikut mengaji, ia pun bermaksud untuk bersilaturahmi ke rumah santri tersebut. Secara kebetulan, kedatangannya bertepatan dengan kedatangan rentenir yang sedang menagih hutang kepada orang tua si santri. Padahal, kondisi orang tua si santri pada saat itu sedang sakit.
“Melihat kondisi itu, saya pikir, (saya) tidak boleh diam dan harus mencarikan solusi,” kenang Zulrifan Noor.
Ketika itu, terbersit niatan untuk memanfaatkan zakat untuk dipinjamkan kepada umat yang membutuhkan.
Kemudian, bersama dua orang temannya, Zulrifan pun memutuskan untuk membentuk koperasi yang diberi nama Baitulmaal Wakaf Indonesia (Koperasi Wakaf Indonesia) pada tahun 2019, yang kemudian berganti nama menjadi Koperasi Dermawan Indo.
Pria yang akrab disapa Ustadz Rifan ini bercerita bahwa ia dan dua rekannya mengawali Baitulmaal Wakaf Indonesia dengan menyisihkan dana zakat masing-masing sebesar Rp 10 juta. Dari hasil zakat mereka bertiga, terkumpul dana sebesar Rp 30 juta, yang kemudian digunakan sebagai modal awal koperasi.
Koperasi ini bukan sekadar lembaga simpan-pinjam biasa, karena menawarkan konsep yang unik dan berbeda. Ustadz Rifan mengusung pendekatan infaq, zakat, dan wakaf produktif, di mana dana yang terkumpul tidak langsung habis dibagikan kepada masyarakat.
Sebaliknya, dana tersebut diolah secara bijak untuk memberdayakan pelaku UMKM dan masyarakat, seperti menyediakan pinjaman tanpa bunga dan tanpa biaya administrasi bagi mereka yang membutuhkan.
Sumber gambar dari IG Zulrifan Noor @rifanawalsyaiful |
Zakat Rp30.000.000 yang terkumpul tersebut kemudian disalurkan kepada ibu-ibu pelaku usaha maupun UMKM yang membutuhkan melalui program pinjaman “Qardhul Hasan.”
Melalui program ini, setiap individu yang produktif berhak mendapat pinjaman (wakaf) modal usaha sebesar 1–5.
Selain harus memiliki usaha, bagi ibu-ibu yang ingin meminjam uang dari Koperasi Dermawan Indo juga diharuskan untuk mengikuti kegiatan pengajian Majelis Usaha Ultramicro (UMMi).
Kegiatan pengajian ini terdiri atas beberapa kelompok yang beranggotakan antara 5 sampai 10 orang. Setiap individu yang ingin bergabung, diharapkan untuk mengikuti pengajian selama kurang lebih 1 bulan atau 5 pertemuan.
Tujuan pengajian ini adalah untuk memberikan edukasi tentang produk-produk syariah dan masalah hutang piutang. Termasuk fiqih muamalah dan hukum riba.
Jangka waktu pengembalian pinjaman wakaf modal usaha berlangsung selama kurang lebih 10 bulan dengan angsuran Rp25.000 per minggu. Jika dihitung-hitung, pinjaman dengan plafon 1 juta bisa dilunasi dalam kurun waktu kurang dari 40 minggu atau kurang dari 10 bulan.
Mengajak Anggota Koperasi untuk Berwakaf
Dari waktu ke waktu, jumlah anggota Koperasi Dermawan Indo terus bertambah. Meningkatnya jumlah anggota koperasi membuat dana zakat yang terkumpul pun semakin banyak.
Dana zakat tidak hanya berasal dari anggota koperasi, tapi juga disokong oleh Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Tabalong; serta dari ibu-ibu pelaku usaha mikro kecil menengah yang sengaja menabung atau berwakaf di Koperasi Darmawan Indo.
Hingga saat ini, wakaf yang terkumpul dari ibu-ibu anggota maupun UMKM yang mendapat bantuan sudah lebih dari Rp 80 juta.
Pendampingan untuk Pelaku UMKM
Pihak koperasi Dermawan Indo tidak hanya memberikan pinjaman modal usaha tanpa bunga dan tanpa biaya administrasi, tapi juga memberikan pendampingan kegiatan produksi sampai pemasaran dengan membentuk komunitas atau kelompok.
Zulrifan Noor Terima Award dari Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia
Sumber gambar dari IG Zulrifan Noor @rifanawalsyaiful |
Penghargaan ini merupakan pengakuan atas dedikasi Zulrifan Noor, dan sekaligus sebagai Astra Group upaya untuk memberikan dukungan kepada program pemberdayaan UMKM lokal lewat zakat yang dijalankan oleh Zulrifan Noor.
Raihan tersebut tidak membuat Zulrifan Noor berpuas diri. Sebaliknya, ia berharap akan semakin banyak anggota yang bisa bergabung dengan Koperasi Dermawan Indo di masa yang akan datang.
“Target kami bisa mencapai lima ribu anggota. Namun, bukan kuantitas yang kami kejar, melainkan kualitas. Sebab, inti kegiatan kami adalah pendampingan. Bagaimana (caranya) agar kelompok ibu-ibu itu solid dan akhirnya bisa mandiri secara finansial,” pungkas lulusan S1 Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Banjarbaru serta S2 Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ganesha Jakarta ini.
Posting Komentar untuk "Zulrifan Noor Dirikan Koperasi “Dermawan Indo” untuk Bantu UMKM Bebas dari Jeratan Rentenir"