Mengenal Istilah Growth Faltering Penyebab Anak Berhenti Tumbuh
Meski sudah sering membaca berbagai hal yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik anak, namun baru kali ini saya mendengar istilah “growth faltering.”
Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian pernah mendengar istilah “growth faltering?”
Growth faltering sebenarnya merupakan istilah asing yang merujuk pada melambatnya atau berhentinya pertumbuhan fisik anak. Kalau terjemahan bebasnya, growth faltering bisa berarti “berhenti tumbuh.” Selain itu, kondisi ini juga dikenal dengan sebutan “failure to thrive” (FTT) atau “gagal tumbuh.”
Gejala Growth Faltering
Kondisi ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti,
- Penurunan berat badan
- Tinggi badan stuck atau tidak bertambah
- Lingkar kepala tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan anak-anak yang normal
Apa Penyebab Growth Faltering?
Seorang anak bisa mengalami growth faltering akibat berbagai kondisi seperti, kekurangan nutrisi (malnutrisi), penyakit, faktor genetik, atau bisa juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Mari kita bahas satu persatu.
1. Kekurangan nutrisi
Penyebab utama growth faltering yang paling banyak dialami oleh anak-anak adalah karena kekurangan nutrisi. Entah itu, kekurangan nutrisi karena asupan makanannya yang tidak mencukupi, atau bisa juga disebabkan oleh gangguan penyerapan nutrisi pada tubuh.
Gangguan penyerapan nutrisi pada anak biasanya disebabkan oleh banyak hal. Termasuk diantaranya,
- Karena penyakit autoimun
- Karena tubuh anak kesulitan mencerna laktosa, atau
- Bisa juga disebabkan karena intoleransi makanan seperti gluten dan fruktosa, kemudian
- Dapat juga disebabkan oleh infeksi usus akibat bakteri atau virus serta parasit yang merusak dinding usus
- Gangguan fungsi pankreas, dan
- Mungkin juga disebabkan oleh kekurangan enzim tertentu di dalam tubuh yang menghambat proses pencernaan
2. Kondisi medis
Selain karena kekurangan nutrisi, penyebab growth faltering juga bisa karena kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit TBC, infeksi saluran cerna, dan masalah pernapasan.
3. Faktor genetika
Meskipun kondisi ini sangat jarang terjadi, faktor genetik merupakan salah satu penyebab growth faltering.
4. Lingkungan dan pola pengasuhan
Selain kondisi medis dan kekurangan nutrisi, faktor lingkungan dan pola pengasuhan dianggap memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kasus growth faltering pada anak.
Lingkungan atau pola asuh yang menyebabkan anak-anak stres bisa menyebabkan anak-anak mengalami kegagalan pertumbuhan, karena stres bisa mengurangi nafsu makan yang ujung-ujungnya akan menghambat pertumbuhan anak.
Dampak Growth Faltering pada Anak
Growth faltering yang umumnya disebabkan oleh kombinasi dari faktor seperti, kekurangan nutrisi, gangguan kesehatan, dan lingkungan, dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Seperti misalnya:
Pertumbuhan otak anak tidak maksimal, sehingga kemampuan belajar dan berpikirnya akan menurun.
Rentan terkena infeksi karena kekebalan tubuhnya yang rendah.
Karena pertumbuhannya fisiknya terhambat, anak yang mengalami growth faltering umumnya bertubuh pendek dengan berat badan di bawah rata-rata. Itulah sebabnya mengapa kondisi ini sering juga disebut weight faltering, yaitu kondisi ketika berat badan anak tidak bertambah sesuai dengan standar berat badan anak sehat.
Mereka juga bisa mengalami gangguan perkembangan sosial dan emosional, yang membuat mereka kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Entah itu, karena (perasaan) minder atau karena anak kurang percaya diri akibat kondisi fisik dan mentalnya.
Mereka juga sering merasa dirinya berbeda dari teman-temannya, terutama jika perbedaan ini kelihatan secara fisik. Misalnya, karena tubuhnya lebih kecil dari teman sebayanya atau karena ngomongnya nggak selancar anak-anak lain.
Siapa yang Beresiko Mengalami Growth Faltering?
Growth faltering bisa terjadi pada anak-anak di rentang usia berapa saja, mulai dari bayi, anak-anak usia dini, hingga remaja.
Namun, kondisi ini sangat rentan dialami oleh bayi. Penyebabnya adalah karena usia bayi adalah usia di mana masa pertumbuhan anak sangat pesat. Jika mereka mengalami gangguan penyerapan nutrisi, kekurangan nutrisi, atau mengalami kondisi kesehatan tertentu, hal tersebut akan langsung berdampak pada pertumbuhannya.
Selain pada bayi dan balita, growth faltering juga terjadi di usia remaja atau menjelang dewasa. Penyebab growth faltering pada remaja dan anak-anak diantaranya adalah karena kekurangan nutrisi, penyakit kronis, atau bisa juga disebabkan oleh gangguan hormon.
Cara Mendeteksi Growth Faltering
Meskipun laju pertumbuhan yang normal atau tidak bisa diukur dengan kurva, namun setiap anak pada dasarnya memiliki kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda. Jadi, tidak semua anak akan tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Lalu, bagaimana caranya kita mengetahui seorang anak mengalami growth faltering atau tidak? Untuk mendeteksi growth faltering, kita bisa melihat beberapa tanda-tanda berikut ini.
- Berat badan anak tidak naik sesuai dengan usianya
- Mengalami penurunan berat badan
- Tinggi badannya tidak bertambah signifikan terutama saat balita dan di usia 12 tahun ke bawah
- Sering sakit
- Lingkar kepala yang kecil
- Kurang nafsu makan
- Lemah dan lesu
Cara Mengatasi Growth Faltering
Dalam mengatasi growth faltering, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang menyebabkan seorang anak mengalaminya.
Bagi anak yang kekurangan nutrisi maka, memberikan mereka makanan yang bergizi dari menu yang bervariasi merupakan cara terbaik untuk mengatasinya.
Di samping memberikan makanan bergizi, beberapa anak mungkin membutuhkan suplemen nutrisi. Jadi, selain kebutuhan gizinya dipenuhi melalui berbagai varian makanan, mereka juga bisa diberikan suplemen vitamin dan mineral.
Begitu juga jika anak-anak mengalami masalah pertumbuhan akibat penyakit atau infeksi. Maka, mengobati infeksi dengan memberikan antibiotik atau obat-obatan lain sesuai dengan resep dokter adalah cara terbaik untuk mengatasinya.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Prinsip tersebut juga berlaku pada kasus growth faltering. Jadi, agar anak-anak tidak mengalami growth faltering, sejak bayi mereka bisa diberikan ASI secara eksklusif, minimal hingga usia 6 bulan. Kemudian, berikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi mulai usia 6-8 bulan.
Jangan lupa untuk melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi dengan memberikan anak imunisasi di Posyandu atau Puskesmas.
Periksakan kondisi kesehatan anak-anak secara teratur untuk mendeteksi masalah pertumbuhan sejak dini. Kemudian, jaga kebersihan lingkungan dan hindari anak-anak dari stres.
Posting Komentar untuk "Mengenal Istilah Growth Faltering Penyebab Anak Berhenti Tumbuh"